KEHAMILAN YANG BERISIKO (KEHAMILAN YANG PERLU DIWASPADAI)
Ada beberapa kehamilan yang beresiko dan perlu diwaspadai yang bias kita lihat pada kartu skor pudji Rohayati berikut :
1. Primi muda
Ibu hamil pertama pada umur ≤ 16 tahun, rahim dan panggul belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya diragukan keselamatan dan kesehatan janin dalam kandungan. Selain itu mental ibu belum cukup dewasa.Bahaya yang mungkin terjadi antara lain:
-
Bayi lahir belum cukup umur
-
Perdarahan bisa terjadi sebelum bayi lahir
-
Perdarahan dapat terjadi sesudah bayi lahir. (Poedji Rochjati, 2003).
2. Primi tua
a. Lama perkawinan ≥ 4 tahun
Ibu hamil pertama setelah kawin 4 tahun atau lebih dengan kehidupan perkawinan biasa:
-
Suami istri tinggal serumah
-
Suami atau istri tidak sering keluar kota
-
Tidak memakai alat kontrasepsi (KB)
Bahaya yang terjadi pada primi tua:
-
Selama hamil dapat timbul masalah, faktor risiko lain oleh karena kehamilannya,misalnya pre-eklamsia (keracunan kehamilan).
-
Persalinan tidak lancer(Poedji Rochjati, 2003)
​​
b. Pada umur ibu ≥ 35 tahun
Ibu yang hamil pertama pada umur ≥ 35 tahun. Pada usia tersebut mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ kandungan yang menua. Jalan lahir juga tambah kaku. Ada kemungkinan lebih besar ibu hamil mendapatkan anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan. Bahaya yang terjadi antara lain:
-
Hipertensi / tekanan darah tinggi
-
Pre-eklamsia
-
Ketuban pecah dini: yaitu ketuban pecah sebelum persalinan
-
Persalinan tidak lancar atau macet: ibu mengejan lebih dari satu jam, bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir biasa.
-
Perdarahan setelah bayi lahir
-
Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) < 2500 gr. (Poedji Rochjati, 2003).
​
Usia ibu hamil 35 tahun ke atas dapat berisiko mengalami kelainan-kelainan antara lain:
-
Frekuensi mola hidantidosa (hamil anggur) pada kehamilan yang terjadi pada awal atau akhir usia subur relatif lebih tinggi. Efek paling berat dijumpai pada wanita berusia lebih dari 45 tahun.
-
Frekuensi abortus (keguguran) yang secara klinis terdeteksi meningkat 26% pada mereka yang usianya lebih dari 45 tahun
-
Wanita bukan kulit putih berusia 35 sampai 44 tahun lima kali lebih mungkin mengalami kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan)daripada wanita kulit putih berusia 15 sampai 24 tahun.
-
Frekuensi sindrom down (anak lahir dengan cacat bawaan). Dapat dijelaskan sebagai berikut risiko nondisjungsi meningkat seiring dengan usia ibu. Oosit tertahan dalam midprofase dari miosis 1 sejak lahir sampai ovulasi, penuaan diperkirakan merusak kiasma yang menjaga agar pasangan kromosom tetap menyatu. Apabila miosis dilanjutkan sampai selesai pada waktu ovulasi, nondisjungsi menyebabkan salah satu gamet anak mendapat dua salinan dari kromosom yang bersangkutan, sehingga terbentuk trisomy(F. Garry C, add all, 2001)
3. Anak terkecil < 2 tahun
Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun. Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu masih menyusui. Selain itu anak masih butuh asuhan dan perhatian orang tuanya. Bahaya yang dapat terjadi:
-
Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu lemah
-
Bayi prematur / lahir belum cukup bulan, sebelum 37 minggu
-
Bayi dengan berat badan rendah / BBLR < 2500 gr. (Poedji Rochjati, 2003).
4. Primi tua sekunder
Ibu hamil dengan persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu. Ibu dalam kehamilan dan persalinan ini seolah-olah menghadapi persalinan yang pertama lagi. Kehamilan ini bisa terjadi pada:
-
Anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi
-
Anak terkecil hidup umur 10 tahun lebih, ibu tidak ber-KB.
-
Bahaya yang dapat terjadi:
-
Persalinan dapat berjalan tidak lancar
-
Perdarahan pasca persalinan
-
Penyakit ibu: Hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, dan lain-lain. (Poedji Rochjati, 2003).
5. Grande multi
Ibu pernah hamil / melahirkan 4 kali atau lebih. Karena ibu sering melahirkan maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan:
-
Kesehatan terganggu: anemia, kurang gizi
-
Kekendoran pada dinding perut
-
Tampak ibu dengan perut menggantung
-
Kekendoran dinding rahim
​
Bahaya yang dapat terjadi:
-
Kelainan letak, persalinan letak lintang
-
Robekan rahim pada kelainan letak lintang
-
Persalinan lama
-
Perdarahan pasca persalinan. (Poedji Rochjati, 2003).
-
Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati. (Rustam M., 1998)
Pada grandemultipara bisa menyebabkan:
-
Solusio plasenta
-
Plasenta previa(F. Garry C, add all, 2001)
6. Umur 35 tahun atau lebih
Ibu hamil berumur 35 tahun atau lebih, dimana pada usia tersebut terjadi perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu ada kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu. Bahaya yang dapat terjadi:
-
Tekanan darah tinggi dan pre-eklamsia
-
Ketuban pecah dini
-
Persalinan tidak lancar / macet
-
Perdarahan setelah bayi lahir(Poedji Rochjati, 2003).
7. Tinggi badan 145 cm atau kurang
Terdapat tiga batasan pada kelompok risiko ini:
a. Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas panggul ibu dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada dua kemungkinan yang terjadi:
-
Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin / kepala tidak besar
-
Panggul ukuran normal tetapi anaknya besar / kepala besar
​
b. Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi mati dalam waktu (umur bayi) 7 hari atau kurang.
c. Ibu hamil kehamilan sebelumnya belum penah melahirkan cukup bulan, dan berat badan lahir rendah < 2500 gram. Bahaya yang dapat terjadi seperti persalinan berjalan tidak lancar, bayi sukar lahir, dalam bahaya. Kebutuhan pertolongan medik seperti persalinan operasi sesar(Poedji Rochjati, 2003).
8. Riwayat obstetric jelek (ROJ)
Dapat terjadi pada ibu hamil dengan:
a. Kehamilan kedua, dimana kehamilan yang pertama mengalami:
-
Keguguran
-
Lahir belum cukup bulan
-
Lahir mati
-
Lahir hidup lalu mati umur ≤ 7 hari
b. Kehamilan ketiga atau lebih, kehamilan yang lalu pernah mengalami keguguran ≥ 2 kali
c. Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam kandungan
Bahaya yang dapat terjadi:
-
Kegagalan kehamilan dapat berulang dan terjadi lagi, dengan tanda-tanda pengeluaran buah kehamilan sebelum waktunya keluar darah, perut kencang.
-
Penyakit dari ibu yang menyebabkan kegagalan kehamilan, misalnya: Diabetes mellitus, radang saluran kencing, dll (Poedji Rochjati, 2003).
9. Persalinan yang lalu dengan tindakan
a. Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau per-vaginam:
-
Tindakan dengan cunam / forcep / vakum. Bahaya yang dapat terjadi:
-
Robekan / perlukaan jalan lahir
-
Perdarahan pasca persalinan
​
b. Uri manual, yaitu: tindakan pengeluaran plasenta dari rongga rahim dengan menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan pada keadaan bila:
-
Ditunggu setengah jam uri tidak dapat lahir sendiri
-
Setelah bayi lahir serta uri belum lahir terjadi perdarahan banyak > 500 cc
-
Bahaya yang dapat terjadi:
-
Radang, bila tangan penolong tidak steril
-
Perforasi, bila jari si penolong menembus rahim
-
Perdarahan
10. Ibu diberi infus / tranfusi pada persalinan lalu.
Persalinan yang lalu mengalami perdarahan pasca persalinan yang banyak lebih dari 500 cc, sehingga ibu menjadi syok dan membutuhkan infus, serta transfusi darah. (Poedji Rochjati, 2003).
11. Bekas operasi sesar
Ibu hamil, pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena itu pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya pada robekan rahim : kematian janin dan kematian ibu, perdarahan dan infeksi (Poedji Rochjati, 2003).