EPILEPSI
1. Pengertian
Epilepsi adalah sekelompok gangguan neurologis jangka panjang yang cirinya ditandai dengan serangan-serangan epileptik. Dalam kebanyakan kasus, penyebabnya tidak diketahui, walaupun beberapa orang menderita epilepsi sebagai akibat dari cedera otak, stroke, kanker otak, dan penyalahgunaan obat dan alkohol, di antaranya. Kejang epileptik adalah akibat dari aktivitas sel saraf kortikal yang berlebihan dan tidak normal di dalam otak. Diagnosisnya biasanya termasuk menyingkirkan kondisi-kondisi lain yang mungkin menyebabkan gejala-gejala serupa (seperti sinkop) serta mencari tahu apakah ada penyebab-penyebab langsung. Epilepsi sering bisa dikonfirmasikan dengan elektroensefalografi (EEG).
​
Epilepsi tidak bisa disembuhkan, tetapi serangan-serangan bisa dikontrol dengan pengobatan pada sekitar 70% kasus. Bagi mereka yang serangannya tidak berespon terhadap pengobatan,bedah, stimulasi saraf atau perubahan asupan makanan bisa dipertimbangkan. Tidak semua gejala epilepsi berlangsung seumur hidup, dan sejumlah besar orang mengalami perbaikan bahkan hingga pengobatan tidak diperlukan lagi. Epilepsi seperti halnya tuberkulosis pengobatannya harus tuntas, walaupun tampaknya sudah sehat. Pada epilepsi pengobatan dihentikan satu tahun setelah serangan terakhir.
2. Tanda-tanda dan gejala-gejala :
Seseorang yang menggigit ujung lidahnya saat mengalami serangan epilespi Epilepsi ditandai dengan risiko jangka panjang untuk terjadinya serangan berulang. Seranganini bisa terjadi dalam beberapa cara tergantung pada bagian otak mana yang terlibat dan usia penderita.
3. Serangan
Jenis serangan epilepsi yang paling umum (60%) adalah konvulsi/kejang. Dari serangan-serangan ini, dua per tiga mulai denganserangan kejang fokal (yang kemudian bisa menjadi umum) sementara sepertiganya mulai dengan serangan kejang umum. Sisa 40% jenis serangan lainnya adalah non konvulsi. Contoh dari jenis ini adalah serangan absans, yang menunjukkan adanya penurunan level kesadaran dan biasanya berlangsung sekitar 10 detik.
4. Penyebab
Epilepsi bukanlah penyakit tunggal, melainkan suatu gejala yang dapat dihasilkan oleh sejumlah gangguan berbeda. Menurut definisinya, serangan epilepsi terjadi secara spontan dan tanpa ada sebab langsung seperti pada penyakit akut. Penyebab yang mendasari epilepsi dapat diidentifikasikan sebagai masalah genetik, struktural, atau metabolisme, namun 60% kasus epilepsi tidak diketahui sebabnya.Genetik, cacat bawaan lahir, dan gangguan perkembangan lebih umum dialami mereka yang lebih muda, sedangkan tumor otak dan stroke lebih mungkin pada orang yang lebih tua.Serangan juga dapat terjadi sebagai akibat masalah kesehatan lain;jika serangan terjadi tepat setelah adanya sebab tertentu, seperti stroke, cedera kepala, konsumsi bahan toksik, atau masalah metabolisme, serangan ini disebut kejang simtomatik akut, dan termasuk kejang-kejang dalam klasifikasi yang lebih luas gangguan terkait-kejang bukan epilepsi. Banyak di antara sebab-sebab kejang simtomatik akut yang juga dapat mengarah pada kejang yang disebutkan belakangan, yaitu epilepsi sekunder.
5. Genetik
Genetik diyakini ikut terlibat dalam sebagian besar kasus, baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa penyakit epilepsi disebabkan oleh kerusakan gen tunggal (1-2%); sebagian besar adalah akibat interaksi beberapa gen dan faktor lingkungan. Masing-masing kerusakan gen tunggal jarang terjadi, dengan lebih dari 200 telah diuraikan. Beberapa gen yang terlibat memengaruhi saluran ion, enzim, GABA, dan reseptor terkait protein G.
Pada kembar identik, jika salah satu menderita epilepsi, ada kemungkinan 50-60% kembar lainnya juga ikut menderita epilepsi.Pada kembar non-identik, risikonya 15%.Risiko ini lebih besar pada penderita dengan kejang umum daripada kejang fokal. Jika kedua kembar tersebut menderita epilepsi, kebanyakan (70-90%) memiliki sindrom epilepsi yang sama.Kerabat dekat lainnya dari penderita epilepsi memiliki risiko lima kali lebih besar dibandingkan mereka yang tidak.Antara 1 dan 10% penderita sindrom Down dan 90% penderita sindrom Angelman menderita epilepsi.
6. Sekunder
Epilepsi dapat terjadi sebagai akibat sejumlah kondisi lain yang meliputi: tumor, stroke, cedera kepala, infeksi sistem saraf pusat terdahulu, abnormalitas genetik, dan sebagai akibat kerusakan otak saat persalinan.Bagi mereka yang memiliki tumor otak, hampir 30% penderitanya menderita epilepsi, yang terhitung dalam 4% penyebab kasus epilepsi. Risiko paling besar adalah pada tumor yang berada di lobus temporal dan tumor yang tumbuh secara perlahan. Lesi lain yang berupa massa seperti malformasi kavernosus serebral dan malformasi arteriovena memiliki risiko sebesar 40 Templat:Endash 60%.Mereka yang pernah mengalami stroke, sebanyak 2-4% mengalami epilepsi di kemudian hari. Di Inggris, stroke bertanggung jawab atas 15% kasus epilepsi dan hal ini diyakini bertanggung jawab atas 30% kasus epilepsi pada lanjut usia. Antara 6 hingga 20% kasus epilepsi diyakini disebabkan oleh cedera kepala.Cedera otak ringan meningkatkan risiko sekitar dua kali lipat, sedangkan cedera otak berat meningkatkan risiko hingga tujuh kali lipat. Pada mereka yang pernah mengalami luka tembak berkekuatan tinggi pada kepala, risikonya mencapai hampir 50%.
​
7. Sindrom
Ada sejumlah sindrom epilepsi yang biasanya dikelompokkan menurut usia pada saat awal mulanya serangan yaitu: periode neonatus, kanak-kanak, dewasa, dan serangan tanpa hubungan usia yang erat.Selain itu, ada kelompok-kelompok dengan kumpulan gejala spesifik, kelompok yang disebabkan oleh sebab-sebab metabolik atau struktural tertentu, dan kelompok yang tidak diketahui penyebabnya.Pengklasifikasian sebab epilepsi ke dalam suatu sindrom tertentu lebih sering terjadi pada anak-anak Beberapa tipe tersebut antara lain : epilepsi Roland benigna (2,8 per 100.000), epilepsi absans anak-anak (0,8 per 100.000) dan epilepsi mioklonik juvenil (0,7 per 100.000). Kejang demam dan kejang neonatal benigna bukanlah jenis dari epilepsi.
8. Pencegahan
Walaupun banyak kasus yang tidak dapat dicegah, usaha untuk mengurangi cedera kepala, yaitu dengan penanganan yang baik untuk wilayah sekitar kepala saat kelahiran, dan menekan parasit dari lingkungan seperti misalnya cacing pita dapat memberikan hasil yang efektif. Langkah yang dilakukan di salah satu wilayah Amerika Tengah utuk menurunkan tingkat infeksi cacing pita telah berhasil menurunkan kasus baru epilepsi hingga 50%.
9. Penatalaksanaan
Epilepsi biasanya ditangani dengan pemberian obat setiap hari bila telah timbul kejang yang kedua, tetapi untuk pasien dengan risiko tinggi, pengobatan dapat dimulai segera setelah kejang yang pertama kali.[ Pada sejumlah kasus mungkin perlu dilakukan diet khusus, implantasi neurostimulator, atau pembedahan saraf.
10. Pertolongan pertama
Memposisikan penderita dengan kejang tonik klonik aktif pada posisi bertumpu pada sisi badan dan pada posisi pulih akan membantu mencegah cairan masuk ke paru-paru. Meletakkan jari, kotak gigitan atau penekan lidah di mulut tidak disarankan karena dapat menyebabkan penderita muntah atau menyebabkan penolong tergigit. Usaha-usaha yang ada harus dilakukan agar penderita tidak mencederai diri sendiri Tindakan pencegahan cedera tulang belakang biasanya tidak diperlukan.
Bila kejang berlangsung lebih dari 5 menit atau terjadi dua atau lebih kejang dalam satu jam tanpa proses pemulihan ke keadaan normal di antaranya maka keadaan ini dianggap sebagai darurat medis yang dikenal sebagai status epileptikus. Kondisi ini memerlukan pertolongan medis agar jalan napas tetap terbuka dan terlindung;] jalan napas nasofaringeal akan sangat membantu pada keadaan ini. Untuk di rumah, pengobatan awal yang diberikan pada kejang dengan durasi yang lama adalah midazolam yang diletakkan di mulut.
​
​
​
​
​
KEJANG DEMAM
1. Pengertian
Kejang demam merupakan penyakit yang lazim ditemui pada bayi dan anak usia 6 bula sampai 5 tahun dan paling sering ditemui pada usia 9-20 bulan. Kejang demam merupakan penyakit yang diturunkan, jika orang tua pernah mengalami kejang deman maka anak mereka berpotensi sangat besar untuk mengalami kejang demam.
Kejang demam biasanya timbul pada anak dengan suhu tubuh diatas 38 °C (100.4 °F). Selain itu infeksi virus atau bakteri dan bahkan imunisasi yang menyebabkan demam tinggi seperti herpes virus dapat menjadi faktor penyebab dari kejang demam. Hingga saat ini masih belum ditemukan obat profilaksis antiepilepsi untuk mencegah terjadinya kejang demam
2. Epidemiologi
Berdasarkan studi cohort yang dilakukan Annegers dan temannya pada 687 anak dengan umur rata-rata 18 tahun setelah kejang demam pertama mereka. Secara keseluruhan mereka memiliki kemungkinan 5 kali lebih besar untuk menderita unprovoked seizures selama Anak dengan kejang demam simpel memiliki resiko hanya sekitar 2,4%. Sedangkan untuk anak yang menderita kejang demam kompleks (fokal, beekepanjangan, ataupun kejang demam berulang) memiliki peningkatan resiko 8,17, atau 49 persen bergantung tingkatan komplikasinya.
3. Jenis kejang Demam
-
Kejang demam sedehana Kejang demam sederhana adalah kejang demam yang tipe kejangnya umum, singkat dan hanya sekali dalam 24 jam.
-
Kejang demam kompleks Kejang demam kompleks adalah kejang demam yang memenuhi kriteria berikut : a.Kejang demam yang tipe kejangnya fokal, artinya kejangnya tidak seluruh tubuh misalnya kejangnya cuma tangan kiri saja atau kaki kanan saja. b. Kejangnya berlangsung lebih dari 15 menit. c. Kejang lebih dari satu kali dalam 24 jam
4. Penanganan Kejang Demam
-
Jangan panik berlebihan.
-
Jangan masukkan sendok atau jari ke mulut.
-
Jangan memberi obat melalui mulut saat anak masih kejang atau masih belum sadar.
-
Letakkan anak dalam posisi miring, buka celananya kemudian berikan diazepam melalui anus dengan dosis yang Sama.
-
Bila masih kejang, diazepam dapat diulang lagi setelah 5 menit, sambil membawa anak ke rumah sakit.
-
Bila anak demam tinggi, usahakan untuk menurunkan suhu tubuh anak anda dengan mengkompres tubuh anak dengan air hangat atau air biasa, lalu berikan penurun demam bila ia sudah sadar.
-
Jangan mencoba untuk menahan gerakan-gerakan anak pada saat kejang, berusahalah untuk tetap tenang.
-
Kejang akan berhenti dengan sendirinya. Amati berapa lama anak anda kejang.
-
Ukurlah suhu tubuh anak anda pada saat itu, hal ini bisa menjadi pegangan anda untuk mengetahui pada suhu tubuh berapa anak anda akan mengalami kejang.
-
Hubungi petugas kesehatan jika kejang berlangsung lebih lama dari 10 menit.
-
Jika kejang telah berhenti, segeralah ke dokter untuk mencari penyebab dan mengobati demam.