top of page

BALITA DENGAN GANGGUAN TUMBUH KEMBANG

 

1. Pengertian

     Hambatan pertumbuhan pada anak adalah suatu keadaan dimana berat badan anak atau pertambahan berat badan anak secara signifikan berada dibawah berat badan anak lain yang usia dan jenis kelaminnya sama.

 

 

2. Kriteria-kriteria Sinyal Bahaya Gangguan Tumbuh Kembang pada Anak
Ketika bayi di bawah 1 tahun, anak tidak dapat :

  • Merespon bunyi atau matanya mengikuti benda bergerak

  • Bermain dengan kedua tangan, meraih dan memegang

  • Tersenyum

  • Bergumam atau babbling

  • Mencari mainan yang jatuh

 

 

 

 

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

Ketika berusia 12 bulan anak tidak dapat :
Berdiri sendiri atau jalan berpegangan

  • Menunjuk benda-benda

  • Mengucapkan setidaknya 1 kata yang bermakna

  • Berbagi mainan

 

Ketika berusia 18 bulan anak tidak dapat:

  • Berlari tanpa terjatuh

  • Menyusun 3 kubus mainan

  • Menutup gelas

  • Mengucapkan 10 kata atau lebih dan tahu artinya

  • Menyebutkan namanya

 

Ketika berusia 24 bulan anak tidak dapat:

  • Melompat dengan 2 kaki secara bersamaan

  • Membuka botol dengan memutar tutupnya

  • Menyebutkan 6 bagian tubuh

  • Menjawab dengan kalimat yang terdiri dari 2 kata

 

Ketika berusia 36 bulan anak tidak dapat :

  • Turun tangga dengan kaki bergantian tanpa berpegangan

  • Meniru garis tegak, garis datar dan lingkaran

  • Menyebut 3 warna

  • Bertanya dengan memakai kata apa, siapa dan di mana

  • Bermain bersama teman

​

​

​

​

BAWAH GARIS MERAH (BGM) PADA BALITA

 

1. Pengertian

     Gizi di bawah garis merah adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Tanda-tanda klinis dari gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor (WHO, 2005).

​

     Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor (Supriasa, 2001).

 

 

2. Klasifikasi Gizi Buruk

     Bila dilihat berdasarkan gejala klinisnya gizi buruk dapat dibagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut:

a. Marasmus

     Marasmus merupakan salah satu bentuk gizi buruk yang paling sering ditemukan pada balita. Hal ini merupakan hasil akhir dari tingkat keparahan gizi buruk. Gejala marasmus antara lain anak tampak kurus, rambut tipis dan jarang,kulit keriput yang disebabkan karena lemak di bawah kulit berkurang, muka seperti orang tua (berkerut), balita cengeng dan rewel meskipun setelah makan, bokong baggy pant, dan iga gambang.

b. Kwashiorkor

       Kwashiorkor adalah suatu bentuk malnutrisi protein yang berat disebabkan oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi dan asupan protein yang adekuat. Hal ini seperti marasmus, kwashiorkor juga merupakan hasil akhir dari tingkat keparahan gizi buruk. Tanda khas kwashiorkor antara lain pertumbuhan terganggu,

perubahan mental,pada sebagian besar penderita ditemukan oedema baik ringan maupun berat, gejala gastrointestinal,rambut kepala mudah dicabut,kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih mendalam dan lebar,sering ditemukan hiperpigmentasi dan persikan kulit,pembesaran hati,anemia

ringan,pada biopsi hati ditemukan perlemakan.

c. Marasmiks-Kwashiorkor

      Marasmic-kwashiorkor gejala klinisnya merupakan campuran dari beberapa gejala klinis antara kwashiorkor dan marasmus dengan Berat Badan (BB) menurut umur (U) < 60% baku median WHO-NCHS yang disertai oedema yang tidak mencolok.

 

3. Bentuk kelainan digolongkan menjadi 4 macam yaitu :

a. Undernutrition, yaitu kekurangan komsumsi pangan secara relatif dan absolute dalam bentuk tertentu.

b. Spesifik depesiensi yaitu kekurangan zat gizi tertentu.

c. Overnutrition yaitu kelebihan konsumsi zat gizi dalam priode tertentu.

d. Imbalance, ketidak seimbangan karena disporsi zat gizi tertentu (Supriasa dkk, 2002)

 

4. Kebutuhan Nutrisi Gizi pada Balita

     Bila ditinjau dari segi umur, maka anak balita yang sedang tumbuh kembang adalah golongan yang awan terhadap kekurangan energi dan protein, kerawanan pada anak - anak disebabkan oleh hal-hal di sebagai berikut, (Kardjati, dkk, 1985):

a.  Kemampuan saluran pencernaan anak yang tidak sesuai dengan jumlah volume makanan yang mempunyai kandungan gizi yang dibutuhkan anak.

​

b. Kebutuhan gizi anak per satuan berat badan lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa, karena disamping untuk pemeliharaan juga diperlukan untuk pertumbuhan.

​

c.  Segera anak dapat bergerak sendiri, tanpa bantuan orang lain, dia akan mengikuti pergerakan disekitarnya sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya penularan penyakit.

​

d. Meskipun mempunyai nilai tertentu dalam keluarga, akan tetapi dalam hal  makanan, anggota keluarga yang mempunyai nilai produktif akan mendapatkan pilihan yang terbaik, baru selebihnya yang diberikan pada anggota keluarga yang lain. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12 - 59 bulan). Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut - serabut syaraf dan cabang - cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks.

      Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, sehingga bersosialisasi. Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.  Adapun kebutuhan nutrisi pada anak balita sebagai berikut :

  • Asupan Kalori, Anak-anak usia balita membutuhkan kalori yang cukup banyak disebabkan bergeraknya cukup aktif pula. Mereka membutuhkan setidaknya 1500 kalori setiap harinya. Dan balita bisa mendapatkan kalori yang dibutuhkan pada makanan-makanan yang mengandung protein, lemak dan gula.

  • Pasokan Lemak Roti, santan, mentega merupakan makanan yang mengandung lemak dan baik diberikan pada anak balita sebab lemak sendiri mampu membentuk Selubung Mielin yang terdapat pada saraf otak.

  • Kebutuhan Protein Asupan gizi yang baik bagi balita juga terdapat pada makanan yang mengandung protein. Karena protein sendiri bermanfaat sebagai prekursor untuk neurotransmitter demi perkembangan otak yang baik nantinya.

  • Zat besiUsia balita merupakan usia yang cenderung kekurangan zat besi sehingga balita harus diberikan asupan makanan yang mengandung zat besi. Makanan atau minuman yang mengandung vitamin C seperti jeruk merupakan salah satu makanan yang mengandung gizi yang bermanfaat untuk penyerapan zat besi.

  •  KarbohidratDalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan karbohidrat sebagai energi utama serta bermanfaat untuk perkembangan otak saat belajar dikarnakan karbohidrat di otak berupa Sialic Acid. Begitu juga dengan balita, mereka juga membutuhkan gizi tersebut yang bisa diperoleh pada makanan seperti roti, nasi kentang dan lainnya.

  • KalsiumBalita juga membutuhkan asupan kalsium secara teratur sebagai pertumbuhan tulang    dan gigi balita. Salah satu pemberi kalsium terbaik adalah susu yang diminum secara teratur.

  • VitaminVitamin merupakan nutrisi yang juga dibutuhkan, tidak hanya balita, namun untuk semua umur membutuhkannya.

 

5. Faktor Penyebab BGM

BGM dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Namun, secara langsung dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu :

  • Anak tidak cukup mendapat makanan bergizi  seimbang;

  • Anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai ;

  •  Anak mungkin menderita penyakit infeksi;

Ketiga penyebab langsung tersebut diuraikan sebagai berikut :

  • Anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang

       Bayi dan balita tidak mendapat makanan yang bergizi. Makanan alamiah terbaik bagi bayi yaitu Air Susu Ibu, dan sesudah usia 6 bulan anak tidak mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan kualitasnya. MPASI yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga mengandung zat besi, vitamin A, asam folat, vitamin B serta vitamin dan mineral lainnya. MP-ASI yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada keluarga dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah, seringkali seorang anak harus puas dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gizi balita karena ketidaktahuan.

  • Anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai

       Suatu studi “positive deviance” mempelajari mengapa dari sekian banyak bayi dan balita di suatu desa miskin hanya sebagian kecil yang BGM, padahal orang tua mereka semuanya petani miskin. Dari studi ini diketahui pola pengasuhan anak berpengaruh pada timbulnya BGM. Anak yang diasuh ibunya sendiri dengan kasih sayang, apalagi ibunya berpendidikan, mengerti soal pentingnya ASI, manfaat posyandu dan kebersihan, meskipun sama-sama miskin, ternyata anaknya lebih sehat. Unsur pendidikan perempuan berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak. Sebaliknya sebagian anak yang BGM ternyata diasuh oleh nenek atau pengasuh yang juga miskin dan tidak berpendidikan.

  • Anak menderita penyakit infeksi

       Terjadi hubungan timbal balik antara kejadian infeksi penyakit dan BGM. Anak yang menderita BGM akan mengalami penurunan daya tahan, sehingga anak rentan terhadap penyakit infeksi. Di sisi lain, anak yang menderita sakit infeksi akan cenderung menderita gizi buruk.

​

​

​

​

RETARDASI MENTAL

 

1. Pengertian

     Retardasi mental adalah disabilitas/ketidakmampuan yang ditandai dengan fungsi intelektual di bawah rata-rata dan rendahnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (perilaku adaptif). Ketidakmampuan ini muncul sebelum berusia 18 tahun.  Sekitar 2-3% dari populasi dunia mengalami retardasi mental. Retardasi mental dapat muncul sebagai salah satu gejala dari gangguan atau penyakit lain.

 

2. Gejala

     Pada retardasi mental, berat ringannya gejala yang timbul berdasarkan fungsi intelektual dan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Fungsi intelektual seseorang dapat diukur dengan menggunakan tes . Contoh dari fungsi intelektual adalah kemampuan untuk berpikir, membuat perencanaan, memahami sebab akibat, dan memecahkan masalah. Kemampuan menyesuaikan diri adalah kemampuan yang dipelajari seseorang agar dapat menjalankan fungsi sehari-hari. Kemampuan ini terdiri dari:

  • Konseptual, contohnya kemampuan membaca, menulis, dan berbahasa;

  • Sosial, contohnya kepercayaan diri, sikap bertanggung jawab, interpersonal, dan mematuhi aturan;

  • Kemampuan praktis, contohnya kegiatan sehari-hari seperti makan, minum, membersihkan rumah, bekerja, dan keselamatan diri;

  • Kemampuan menyesuaikan diri juga dapat dinilai dengan menggunakan serangkaian tes yang sudah distandarisasi.

      Umumnya, retardasi mental mulai didiagnosis sejak penderita masih anak-anak. Orang tua dari penderita menyadari adanya keterlambatan dalam tumbuh kembang dari penderita apabila dibandingkan dengan saudaranya atau dengan teman sebayanya. Contohnya penderita belum dapat berjalan sedangkan teman-teman sebayanya mulai berjalan.

Kondisi retardasi mental berdasarkan klasifikasi menurut DSM-IV :

a. Retardasi mental ringan

Sekitar 75-90% kasus retardasi mental masuk dalam klasifikasi ini. Nilai fungsi intelektual antara 50-70. Lambat dalam mempelajari kemampuan menyesuaikan diri. Dapat berkomukasi dan melakukan fungsi sosial dalam masyarakat dengan baik. Dapat mengurus diri sendiri dengan baik. Secara umum dapat berfungsi seperti orang lain yang normal dengan beberapa keterbatasan yang dapat dilatih.

b. Retardasi mental sedang

Sekitar 10-25% dari kasus retardasi mental masuk dalam klasifikasi ini. Nilai dari fungsi intelektual antara 35-49. Kemampuan menyesuaikan diri rendah terutama kemampaun berbahasa. Dapat melakukan aktivitas yang mudah dan mengurus diri sendiri. Dapat mempelajari hal-hal dasar tentang kesehatan dan keselamatan diri.

c. Retardasi mental berat

Sekitar 10-25% dari kasus retardasi mental masuk dalam klasifikasi ini. Nilai dari fungsi intelektual antara 20-34. Kemampuan menyesuaikan diri sangat rendah. Kemampuan komunikasi hampir tidak ada, kadang dapat memberikan beberapa respon. Selalu memerlukan pengawasan terhadap dirinya. Dapat dilatih mengurus diri yang mudah dilakukan.

d. Retardasi mental sangat berat

Sekitar 10-25% dari kasus retardasi mental masuk dalam klasifikasi ini. Nilai dari fungsi intelektual kurang dari 20. Sering disertai dengan cacat bawaan dari lahir. Membutuhkan bantuan untuk mengurus diri dan membutuhkan pengawasan ketat.

​

      Selain kondisi fungsi intelektual dan kemampuan menyesuaikan diri, dapat juga ditemukan gejala lain sebagai bagian dari penyakit. Contohnya kejang setelah trauma atau cedera berat pada kepala.

 

3. Penyebab

      Terjadinya retardasi mental dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetik dan lingkungan. Sekitar 30-50% penyebab dari retardasi mental tidak diketahui penyebabnya. Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya retardasi mental :

  • Kelainan anatomis pada otak

  • Kekurangan oksigen selama di dalam kandungan atau saat proses persalinan yang lama dan susah. Otak memerlukan oksigen untuk dapat berfungsi dengan baik. Apabila terjadi kekurangan oksigen selama lebih dari 5 menit dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada otak. Kerusakan pada otak dapat menyebabkan terjadinya retardasi mental dan gangguan pada kemampuan motorik

  • Kerusakan otak yang luas akibat trauma atau cedera kepala berat

  •  Kanker ganas pada otak

  • Infeksi selama di dalam kandungan, yaitu toksoplasma, sitomegalovirus (CMV), rubella, herpessimpleks, dan sifilis. Penyakit-penyakit tersebut sudah terbukti sebagai penyebab dari terjadinya kelainan atau cacat bawaan dari lahir dan retardasi mental. Apabila infeksi terjadi pada trimester awal kehamilan, umumnya kelainan yang dialami lebih berat daripada trimester akhir

  • Ibu demam lama selama mengandung

  • Penggunaan obat anti kejang dan alkohol selama kehamilan. Beberapa obat anti kejang tidak aman untuk ibu hamil dan dapat menyebabkan kecacatan pada janin. Pemilihan obat anti kejang yang aman dan kontrol dokter yang teratur dapatmengurangi resiko ini. Alkohol yang dikonsumsi ibu dapat masuk ke dalam sirkulasi janin dan mempengaruhi janin. Konsumsi alkohol selama kehamilan dapat menyebabkan terjadinya sindroma fetal alkohol

  • Kekurangan yodium selama di dalam kandungan dan di awal kehidupan sehingga terjadi kekurangan hormon tiroid. Yodium merupakan bahan yang diperlukan untuk membuat hormon tiroid.

Contact Kami

  • Facebook Social Icon
  • Google+ Social Icon

Gabung dengan kami

Success! Message received.

bottom of page